Gambaran Lauh Mahfuzh
Menurut syariat Islam, Allah telah mencatat segala
kejadian-kejadian di dalam Lauh Mahfuzh, dari permulaan zaman sampai akhir
zaman. Baik berupa kisah nabi dan rasul,
azab
yang menimpa suatu kaum,
pengetahuan tentang wahyu para nabi dan rasul, tentang penciptaan alam semesta dan lain-lain. Sekalipun jika kita
tidak melihat segala sesuatu, semua itu ada dalam Lauh Mahfuzh.
Menurut Tafsir Qurtubi,
semua takdir makhluk Allah telah ditulis-Nya di Luh
Mahfuz, bisa saja dihapus/ diubah oleh Allah atau Allah menetapkan sesuai
dengan kehendak-Nya. Kemudian yang dapat mengubah takdir yang tertulis dalam
Lauh Mahfuz itu hanya doa dan perbuatan baik/ usaha. Nabi Muhammad
bersabda: "Tiada yang bisa mengubah takdir selain doa dan tiada yang bisa memanjangkan
umur kecuali perbuatan baik".[1]
Lauh Mahfuzh akan kekal selamanya karena ia termasuk makhluk yang abadi, selain Lauh Mahfuzh makhluk abadi ada 'Arsy, surga, neraka dan lain-lain.
Lauh Mahfuzh akan kekal selamanya karena ia termasuk makhluk yang abadi, selain Lauh Mahfuzh makhluk abadi ada 'Arsy, surga, neraka dan lain-lain.
Para Jin mencuri berita
Allah telah
menjadikan Lauh Mahfuzh ini sebagai tempat untuk menyimpan segala rahasia
dilangit dan di bumi. Jin dari golongan setan
akan berusaha untuk mencuri segala rahasia yang tertulis di dalamnya untuk
menipu manusia. Disamping itu, mereka juga memiliki
tujuan untuk memainkan aqidah manusia. Sebab itu
Allah melarang manusia untuk mengetahui ramalan nasib, karena peramal
itu dibantu oleh jin dan jin itu akan membisikkan hasil curian itu kedalam hati
peramal. Jika ada setan yang berusaha mencuri berita, maka malaikat penjaga Luh Mahfuzh akan melemparkan bintang ke arah pencuri berita tersebut,
pelemparan ini yang kadang-kadang kita lihat dengan adanya bintang jatuh atau meteor.
“
|
Dan
sesungguhnya Kami telah menciptakan gugusan bintang-bintang (di langit) dan
Kami telah menghiasi langit itu bagi orang-orang yang memandang (nya), dan
Kami menjaganya dari tiap-tiap syaitan yang terkutuk, kecuali syaitan yang
mencuri-curi (berita) yang dapat didengar (dari malaikat) lalu dia dikejar
oleh semburan api yang terang. (Al Hijr 16 - 18)
|
”
|
Tidak banyak
diketahui tentang Lauh Mahfuz dan para ulama
jarang menjabarkannya dengan detail, karena ia adalah urusan alam ghaib/
rahasia Allah. Dalam Al-Quran pun, Luh Mahfuz di
sebut secara sepintas saja, tanpa penjelasan lebih lanjut. Sebagai contohnya
dalam satu peristiwa yang amat bersejarah, ahli tafsir menyatakan Luh Mahfuz
disebut berkaitan dengan Nuzul Al-Quran dari
Luh Mahfuz ke Baitul
Izzah (langit dunia) secara sekaligus yang terjadi dalam bulan Ramadhan.
Tulisan pertama di Lauh Mahfuz
Nabi Muhammad
s.a.w. bersabda, “Ketika Allah menciptakan qolam, kemudian lauh, Allah
memerintahkan qolam untuk mendatangi lauh.
Allah berfirman
kepada qolam, “Wahai qolam”.
Qolam menjawab,
“Aku sambut panggilan-Mu dan aku siap menerima perintah-Mu Ya Robbi”
Allah memberi
perintah, “Tulislah pertama kali Bismillaahir rohmaanir rohiimi”.
Ketika qolam
menulis “ba” keluarlah darinya cahaya yang menyinari segala sesuatu di malakut
dari mulai ‘arsy sampai bumi. Bertanyalah qolam, “Ya Robbi ! Apakah “ba”
ini ?”
Allah menjawab,
“Ba ini adalah bariun liummati Muhammadin (pembebas untuk umat Muhammad)”
Allah
memerintahkan pula qolam menulis “sin”.
Ketika qolam
menulisnya, keluarlah dari lekukan-lekukannya beberapa cahaya. Cahaya yang satu
memancar ke ‘arsy, yang satu ke kursi dan yang satu ke surga. Ketika qolam
melihat ketiga cahaya ini, ia bertanya, “Ilahi, Apakah cahaya-cahaya
ini ?”
Allah menjawab,
“Ini adalah cahaya umat Muhammad ‘alahissolatu wassalam. Adapun cahaya yang
memancar ke ‘arsy adalah cahaya al-sabiqin, cahaya yang memancar ke kursi
adalah cahaya al-muqtasidin dan cahaya yang memancar ke surga adalah cahaya
al-‘asin dan az-zolimin di antara mereka”.
Allah
memerintahkan pula Qolam menulis “mim”.
Ketika qolam
menulisnya, keluarlah darinya cahaya yang lebih terang dan lebih bersinar dari
cahaya “ba” dan “sin” sehingga menyinari segala se-suatu dari ‘arsy sampai
bumi. Terdiamlah qolam dalam ketakjuban seribu tahun. Setelah itu bertanyalah
qolam, “Ya Robbi, Apakah cahaya ini ?”
Allah menjawab,
”Ini adalah Nur Muhammad ‘alaihissolatu wassalam. Dia adalah kekasih-Ku, pilihan-Ku
dan rosul-Ku. Ini Sayyid seluruh nabi dan rosul. Dan tidak Aku ciptakan segala
sesuatu, kecuali karenanya”.
Ketika Qolam
mendengarnya maka berkeinginanlah untuk menyampaikan salam pada Nur Muhammad
‘alahissolatu wassalamu, kemudian meminta idzin melakukannya. Kemudian
berkatalah qolam, “Assalamu ‘alaika (salam bagimu) wahai Rosulalloh – wahai
Habiballoh dan wahai Nurolloh.
Allah
berfirman, “Wahai qolam ! engkau telah menyampaikan salam kepada kekasih
dan rosul-Ku padahal ia saat ini tidak ada, sedangkan apabila ia hadir pastilah
ia akan menjawab salammu, karena itu Aku jawab padamu karenanya. Bagimu salam
dari-Ku wahai qolam”.
Allah
memerintahkan qolam menulis Allah Ar-Rohman Ar-Rohim. Bertanyalah qolam, “Ya
Robbi, Apakah nama-nama ini bagi-Mu ?”
Allah Yang Maha
Tinggi menjawab, “Aku – Allah – untuk as-sabiqin, Aku – Ar-Rohman – untuk
al-muqtasidin dan Aku – Ar-Rohim – untuk al-‘asin dan az-zolimin”.
Dalam sebagian
keterangan disebutkan bahwa As-Sabiqin adalah orang yang kebaikannya amat
banyak – jauh melebihi keburukannya. Al-Muqtasidin adalah orang yang kebaikan
dan keburukannya berbanding. Al-‘Asin adalah orang yang keburukannya jauh
melebihi kebaikan yang dilakukan.